BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Di era gloobalisasi dewasa ini ,
komunikasi lintas
budaya merupakan hal yang penting bagi semua penduduk dunia. Kemunculan
komunikasi antar budaya di desak oleh adanya interdependensi antar bangsa yang
semakin nyata, baik itu di bidang ekonomi, iptek, politik, dan
lain-lain.Mobilitas penduduk dunia yang semakin tinggi dan kemajuan teknologi
komunikasi yang berkembang pesat juga semakin memungkinkan terjadinya
komunikasi anatr budaya. Perbedaan kultur dari orang- orang yang
berkomunikasi yang menyangkut kepercayaan, nilai, serta cara berperilaku serta
latar belakang budaya yang berbeda inilah yang menjadi ciri terpenting yang
menandai komunikasi antar budaya. Tak dapat dipungkiri semakin pentingnya arti
komunikasi antar budaya yang menempati posisi sentral dalam dinamika sosial
dewasa ini, oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai fungsi
komunikasi antar budaya, yaitu meliputi fungsi pribadi dan sosial
komunikasi antar budaya. Tapi sebelumnya perlu kita ketahui juga mengenai
hakikat komunikasi antar budaya, prinsip- prinsip komunikasi antar budaya,
serta saluran komunikasi antar budaya.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Apa yang dimaksud dengan komunikasi antar budaya,
prinsip-prinsip komunikasi antar
budaya serta saluran komunikasi antar budaya?
Bagaimana fungsi komunikasi antar budaya?
1.3 TUJUAN
1.
Untuk
mendiskripsikan hakikat komunikasi antar budaya.
2.
Untuk
Menjelaskan prinsip- prinsip komunikasi anatar budaya.
3.
Untuk
mejelaskan saluran komunikasi antar budaya.
4.
Serta
mendiskrisikan fungsi komunikasi antar budaya.
BAB
II
PEMBAHASAN
11.1 KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Komunikasi
antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang- orang yang
memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau
sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). Kebudayaan adalah
cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta
berlangsung dari generasi ke generasi (Tubbs, Moss:1996).
Komunikasi antar budaya memiliki akarnya dalam bahasa (khususnya sosiolinguistik), sosiologi,
antropologi budaya, dan psikologi. Dari keempat disiplin ilmu tersebut,
psikologi menjadi disiplin acuan utama komunikasi lintas budaya,
khususnya psikologi lintas budaya. Pertumbuhan komuAnikasi antar
budaya dalam duniabisnis memiliki tempat yang utama, terutama perusahaan – perusahaan
yang melakukan ekspansi pasar ke luar negaranya notabene negara – negara
yang ditujunya memiliki aneka ragam budaya.
Selain
itu, makin banyak orang yang bepergian ke luar negeri dengan beragam
kepentingan mulai dari melakukan perjalanan bisnis, liburan, mengikuti
pendidikan lanjutan, baik yang sifatnya sementara maupun dengan tujuan
untuk menetap selamanya. Satelit komunikasi telah membawa dunia
menjadi semakin dekat, kita dapat menyaksikan beragam peristiwa yang terjadi
dalam belahan dunia,baik melalui layar televisi, surat kabar, majalah,
dan media on line. Melalui teknologi komunikasi dan informasi, jarak
geografis bukan halangan lagi kita untuk melihat ragam peristiwa yang
terjadi di belahan dunia. Berbicara mengenai komunikasi antarbudaya, maka
kita harus melihat dulu bebrapa defenisi yang diikutif oleh Ilya
Sunarwinadi ( 1993: 7-8 ) berdasarkan pendapat para ahli antara lain
1. Sitaram
( 1970 ) : Seni untuk memahami dan saling pengertian antara
khalayak yang berbeda kebudayaan (intercultural communication…the art of
understanding and being understood by audience of mother culture ).
2. Samovar
dan Porter ( 1972 ) : Komunikasi antarbudaya terjadi manakala
bagaian yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut membawa
serta latar belakang budaya pengalaman yang berbeda yang mencerminkan
nilai yang dianut oleh kelompoknya berupa pengalaman, pengetahuan, dan
nilai (intracultural communication obtains whenever the parties to
acommunications act to bring with them different experiential backgrounds
that reflect along- standing deposit of group experience, knowledge, values).
3. Rich
( 1974 ) : Komunikasi antarbudaya terjadi ketika orang-orang yang berbeda
kebudayaan (communication is intercultural when accuring between peoples
of different cultures).
4. Young
Yun Kim ( 1984 ) : Komunikasi antarbudaya adalah suatu peristiwa
yang merujuk dimana orang-orang yang terlibat didalamnya baik secara
langsung maupun tidak langsung memiliki latar belakang budaya yang
berbeda (intercultural communication…refers the communication
phenomenon in which participant, different in cultural background, come into
direct or indirect contact which one another).
Seluruh
defenisi diatas dengan jelas menerangkan bahwa ada penekanan pada
perbedaan kebudayaan sebagai faktor yang menetukan dalam berlangsungnya
proses komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya memang mengakui dan
mengurusi permasalahan mengenai persamaan dan perbedaan dalam
karakteristik kebudayaan antar pelaku–pelaku komunikasi, tetapi titik
perhatian utamanya tetep terhadap proses komunikasi individu-individu
atau kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan dan mencoba untuk
melakukan interaksi. Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan
timbal balik, seperti dua sisi mata uang. Budaya menjadi bagian dari
perilaku komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan,
memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya, seperti yang dikatakan
Edward T. Hall, bahwa “komunikasiadalah budaya” dan budaya adalah komunikasi”.
Pada suatu sisi, komunikasi merupakan suatu mekanisme untuk
mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat, baik secara horizontal,
dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya, ataupun secara vertikal
dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Pada sisi lain budaya
menetapkan norma-norma (komunikasi) yang dianggap sesuai untuk kelompok
tertentu.
11.2 PRINSIP-
PRINSIP KOMUNIKASIANTAR BUDAYA
1. Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa mempengaruhi pemikiran dan
perilaku paling banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir
tahun 1920-an dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik
bahasa mempengaruhi proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia
sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya
masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda
juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia.
2. Bahasa sebagai
cermin budaya
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya,
makin perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat
nonverbal. Makin besar perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin besar
perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan. Kesulitan ini dapat
mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahankomunikasi, lebih banyak
kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin banyak salah
persepsi, dan makin banyak potong kompas (bypassing).
3. Mengurangi Ketidakpastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian
dam ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha
mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan,
memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena letidak-pasrtian dan
ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk
mengurangi ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.
4. kesadaran diri dan perbedaan antar budaya
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran
diri (mindfulness) para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai
konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali
membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin
terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu
berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri.
5. Interaksi awal dan perbedaan antar budaya
Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi
awal dan secara berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan
menjadi lebih akrab. Walaupun selalu terdapat kemungkinan salah persepsi
dansalah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi
komunikasi antarbudaya.
6. Memaksimalkan hasil interaksi
Dalam komunikasi antarbudaya terdapat tindakan-tindakan
yang berusaha memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi mengisyaratkan
implikasi yang penting bagi komunikasi antarbudaya. Pertama, orang akan
berintraksi dengan orang lain yang mereka perkirakan akan memberikan hasil
positif. Kedua, bila mendapatkan hasil yang positif, maka pelaku komunikasi
terus melibatkan diri dan meningkatkan komunikasi. Bila memperoleh hasil negatif,
maka pelaku mulai menarik diri dan mengurangi komunikasi. Ketiga, pelaku
membuat prediksi tentang perilaku mana yang akan menghasilkan hasil positif.
Pelaku akan mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisi
yang diambil, perilaku nonverbal yang ditunjukkan, dan sebagainya. Pelaku
komunikasi kemudian melakukan apa yang menurutnya akan memberikan hasil positif
dan berusaha tidak melakkan apa yang menurutnya akan memberikan hasil negatif.
11.3 SALURAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
1)
Antarpribadi/ interpersonal/
person-person yaitu orang dengan orang secara langsung memehami lewat pembicaraan yang tepat dan mengerti seseorang yang
berbicara.
2)
Media massa yaitu melalui radio, surat
kabar, TV, Film, Majalah
Bersama-sama
dengan dua dimensi sebelumnya, saluran komunikasi juga mempengaruhi
proses dan hasil keseluruhan dari KAB. Misalnya : orang Indonesia
menonton melalui TV keadaan kehidupan di Afrika akan memilih pengalaman
yang berbeda dengan keadaan apabila ia sendiri berada disana dan melihat
dengan mata kepala sendiri. Umumnya pengalaman komunikasi
antar pribadi dianggap memberikan dampak yang lebih mendalam. Komunikasi
melalui media kurang dalam hal feedback langsung antar partisipan
dan bersifat satu arah. Sebaliknya, saluran antarpribadi tidak dapat
menyaingi kekuatan saluran media dalam mencapai jumlah besar manusia
sekaligus melalui batas-batas kebudayaan. Tetapi dalam keduanya,
proses-proses komunikasi bersifat antarbudaya bila partisipan-
partisipannya berbeda latar belakang budayanya. Ketiga dimensi diatas
dapat digunakan secara terpisah ataupun bersamaan, dalam
mengkalsifikasikan fenomena KAB khusus. Misalnya : kita dapat
menggambarkan komunikasi antara Presiden Indonesia dengan Dubes baru dari
Nigeria sebagai komunikasi internasaional, antarpribadi dalam konteks
politik, komunikasi antara pengecara AS dari keturunan Cina dengan
kliennya orang AS keturunan Puerto Rico sebagai komunikasi antar etnik,
antarpribadi dan massa dalam konteks akulturasi migran. Maka apapun
tingkat keanggotaan kelompok konteks sosial dan saluran komunikasi,
komunikasi dianggap antar budaya apabila para komunikator yang menjalin
kontak dan interaksi mempunyai latar belakang pengalaman berbeda (
Lusiana, 2002:5).
11.4 FUNGSI-FUNGSI
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
1.
Fungsi Pribadi
Fungsi
pribadi komunikasi antar budaya adalah fungsi-fungsi komunikasi antar budaya yang ditunjukkan melalui
perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
·
Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya
terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk
menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan
melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan
nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri
maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku
bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
·
Menyatakan intergrasi social
Inti konsep integrasi sosial adalah
menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun
tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu
dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang
sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus
komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator
dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama
komunikasi.
·
Menambah pengetahuan
Seringkali
komunikasi antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari
kebudayaan masing-masing.
2.
Fungsi Sosial
·
Pengawasan
Fungsi
sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya di
antara komunikator dan komunikan yang berbda kebudayaan berfungsi saling
mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini
bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang
lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media
massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang
terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks
kebudayaan yang berbeda : karena orang gunung pake koteka moge dan orang jawa
pakaiannya baju dan celana kain kabaya orang papua dengan jawa mereka pakai
hari-hari yang tertentu. Salah satu dari pengawasan pakaian.
·
Menjembatani
Dalam
proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan
antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan
di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui
pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan
perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama.
Fungsi ini dijalankan pula oleh berbagai
konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.
·
Sosialisasi Nilai
Fungsi
sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan
nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain. Menurut saya tentang
zaman kuno mereka mencarita perkembangan manusia/ suku mee selalu menceritakan
kepada orang jawa supaya dia juga tau perkembangan
suku mee punya kebudayan dan ajarkan
kepada mereka,dan masyarakat orang jawa menceritakan tentang perkembangan orang
jawa mencerita atau menpilkan kepada
orang papua suku mee mereka menceritakan kepada orang papua salah satu sosialisasi nilai-nilai dalm dunia
·
Menghibur
Fungsi
menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya.
Misalnya menonton tarian dari kebudayaan lain. Hiburan
tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya: tentang suku mee kepunyaan budaya
main musik adalah kaido dibuat dari pohon bambu inilah salah satu dari
komunikasi antar budaya menghibur.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Memahami
dan menghormati budaya sendiri dan budaya lainnya merupakan salah satu kunci
keberhasilan terciptanya komunikasi yang efektif dalam komunikasi antarbudaya.
Seorang
junalis dalam menjalankan profesinya tidak akan terlepas dari komunikasi,
karena seorang jurnalis dalam mencari infrmasi harus berkomunikasi/melakukan
wawancara dengan narasumber yang bisa saja memiliki budaya yang berbeda. Untuk
itu komunikasi antarbudaya perlu dipahami dan diterapkan dengan baik oleh
seorang jurnalis guna menunjang terciptanya komunikasi yang efektif kepada
narasumber sehingga mendapatkan informasi yang diinginkan.
Daftar Pustaka
Anugrah dan Winny Kresnowati, 2008.Komunikasi
Antarbudaya. Bandung: Jala Permata.
www.
Romeltea.com
Mulyana.Deddy dan Jalaludin Rakhmat.2006.Komunikasi Antar
Budaya.Bandung:Rosdakarya
Niken.Restaty SM.Modul Komunikasi
Antar Budaya.Universitas Mercu buana
Purwitasari.Ita.Modul Komunikasi
Antar Budaya.Universitas Mercu
Buana
Rumondor.Alex H. Modul Komunikasi
Antar Budaya.Universitas Mercu Buana
Riswandi.2009.Ilmu Komunikasi.Yagyakarta:Graha
Ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar