Kuliah Amubiasis



AMUBIASIS


SEBAB  :  ENTAMUBA HYSTOLITIKA.

GAMBARAN KLINIK

SERING  ASIMPTOMATIS, SUBKLINIS ATAU KLINIS.
BENTUK SUBKLINIS  :  GEJALA SAMAR-SAMAR, SEPERTI  :
LESU, KURANG NAFSU MAKAN, TAK BISA TIDUR,
SAKIT KEPALA, EKSTREMITAS DINGIN, BERDEBAR-DEBAR.

BENTUK KLINIS, KITA DAPATI SINDROMA DISENTRI YAITU :
DIARRHEA, MULES/KOLIK, TINJA BERCAMPUR DARAH DAN LENDIR, TETAPI TENESMUS JARANG.


DIAGNOSIS
1.      GAMBARAN KLINIK
2.      TINJA  BERBAU BUSUK, BERBENTUK “MOZAIK”
YAITU DARAH, LENDIR DAN JARINGAN YANG
TAK TERCAMPUR MERATA.
3.   PEMERIKSAAN FECES LENGKAP.
4.      TEST IMUNOLOGIS  : COMPLEMENT FIXATION TEST.
5.      KULTUR TINJA TERHADAP AMUBA.
6.      SIGMOIDOSKOPI.

PENGOBATAN

1.       AMOEBICIDE YANG BEKERJA DI LUMEN USUS  :
  • IODOCHLORHYDROXQUINOLINE (ENTEROVIOFORMÃ’)
  • ANTIBIOTIKA
-          TETRACYCLINE.
-          PAROMOMYCINE.
2.      OBAT-OBAT AMOEBICIDE JARINGAN  :
  • DEHYDROEMETINE
  • EMETINE
  • CHLOROQUINE

3.      OBAT AMOEBICIDE YANG BEKERJA PADA LUMEN USUS DAN JARINGAN  :
  • METRONIDAZOLE
  • TINIDAZOLE

KOMPLIKASI  :
1.      INTRA INTESTINAL :
PERDARAHAN, PERFORASI, AMOEBOMA.

2.      EXTRA INTESTINAL  :
ABSES HATI, ABSES OTAK, PLEURAL EFUSION.
KHAS  : PUS BERWARNA COKELAT  (CHOCOLATE ABSCESS).














DISENTRI BASILER


DISEBABKAN OLEH SHIGELLA.

GAMBARAN KLINIK

TERJADI SINDROMA DISENTRI.
TERUTAMA MENGENAI RECTUM DAN SIGMOID,  TERDAPAT
NYERI SPONTAN DAN NYERI TEKAN DI PERUT KIRI BAWAH.
ATAU TENESMUS ANI LEBIH BERAT.

KOMPLIKASI

1.      ARTHRITIS
2.      KELAINAN MATA YAITU IRIDOCYCLITIS
3.      PAROTITIS
4.      GLOMERULONEPHRITIS

DIAGNOSIS

1.      GAMBARAN KLINIS
2.      PEMERIKSAAN TINJA
3.      SIGMOIDOSKOPI
4.      PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS


PENGOBATAN

1.      SPESIFIK
  • ANTIBIOTIKA (TETRACYCLINE, CHLORAMPHENICOL, AMPICILLIN ATAU STREPTOMYCINE)
  • SULFAGUANIDIN



2.      UMUM
  • PERBAIKAN KEADAAN DEHIDRASI DENGAN PEMBERIAN
CAIRAN PARENTERAL. BILA SHOCK ATASI SEGERA.
  • DIET: MULA-MULA MAKANAN CAIR, KEMUDIAN LUNAK, DIBERIKAN DALAM PORSI KECIL TETAPI SERING.
  • SIMPTOMATIK BILA PERLU, MISALNYA PEMBERIAN SULFAS ATROPIN ATAU DIPHENOXYLATE DAN ATROPIN (LOMOTIL)
BILA MULES HEBAT.
  • HYGIENE DAN SANITASI YANG BAIK UNTUK MENCEGAH PENULARAN.





















TYPHOID FEVER


SUATU PENYAKIT INFEKSI PADA USUS YANG MENIMBULKAN
GEJALA-GEJALA SISTEMIK.
SEBAB : SALMONELLA TYPHI, S. PARATHYPI A, B, DAN C.

GAMBARAN KLINIK

·      DEMAM KONTINYU, TERUTAMA MALAM HARI.
·      BIBIR KERING DAN PECAH-PECAH, LIDAH KOTOR,
TREMOR DAN TEPI  HIPEREMIS.
·      PERUT KEMBUNG DAN MUNGKIN NYERI TEKAN.
·      LIMPA DAN HEPAR MEMBESAR
·      PERMULAAN PENYAKIT UMUMNYA TERJADI DIARRHEA,
KEMUDIAN MENJADI OBSTIPASI.
·      KESADARAN PENDERITA MENURUN DARI RINGAN
SAMPAI BERAT, UMUMNYA APATIS ( TYPHOS = KABUT).
·      BRADIKARDI RELATIF


LABORATORIUM

1.  RUTIN :
DARAH LENGKAP  : DAPAT LEKOPENI, ANEMI DAN ANEOSINOFILIA.

3.      DIAGNOSTIK  :
  1. PENUNJANG  :  TES WIDAL.
  2. PASTI               :  GALL  CULTURE.



KOMPLIKASI

PADA USUS DAPAT MENIMBULKAN PERDARAHAN,
PERFORASI DAN PERITONITIS.
DILUAR USUS DAPAT MENIMBULKAN MENINGITIS TYPHOSA,
OSTEOMYELITIS, CHOLECYSTITIS,  BRONCHOPNEUMONIA.


PENGOBATAN

1.      ISOLASI PENDERITA DAN DESINFEKSI PAKAIAN DAN EXCRETA.
2.      PERAWATAN YANG BAIK UNTUK
MENCEGAH TERJADINYA KOMPLIKASI.
3.      OBAT-OBATAN :
  1. CHLORAMFENICOL (DRUG OF CHOICE).
  2. BILA RESISTEN : TIAMFENICOL, COTRIMOXASOL.
  3. OBAT BARU  : GOLONGAN QUINOLONE.
  4. MENCEGAH KARIER  :  AMOXYCILLIN.
4.      DIET  RENDAH SERAT,
5.      MOBILISASI SETELAH 7 HARI BEBAS PANAS.

Tidak ada komentar: